Main Menu

Assign modules on offcanvas module position to make them visible in the sidebar.

Our school

 

Revolusi industri merupakan perubahan besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, teknologi dan memiliki dampak yang mendalam terhadap segala aspek kehidupan dunia tanpa kecuali dunia pendidikan.

Menghadapi tantangan yang  besar era revolusi industri 4.0 ini, maka pendidikan juga dituntut untuk berubah. Era pendidikan yang dipengaruhi oleh revolusi industri 4.0 disebut Pendidikan 4.0 yang bercirikan pemanfaatan teknologi digital dalam proses pembelajaran dikenal dengan Online Learning yaitu merupakan suatu sistem yang dapat memfasilitasi siswa belajar lebih luas, lebih banyak, dan bervariasi. Melalui fasilitas yang disediakan oleh sistem tersebut, siswa dapat belajar kapan dan dimana saja tanpa terbatas oleh jarak, ruang dan waktu. Materi pembelajaran yang dipelajari lebih bervariasi, tidak hanya dalam bentuk verbal, melainkan lebih bervariasi seperti visual, audio, dan gerak/video.

SMP Pembagunan Jaya 2 sebagai sekolah yang concern dengan perkembangan jaman telah melaksanakan pembelajaran online sejak lama, jauh sebelum memasuki era R.I 4.0. Namun secara resmi, pembelajaran online diberlakukan di SMP Pembangunan Jaya 2 dimulai tahun 2018 seiring dengan launching aplikasi pembelajaran yang digunakan hingga saat ini.

Penerapan pembelajaran online di SMP Pembangunan Jaya 2 tidak kalah menariknya dengan pembelajaran reguler karena sangat interaktif. Guru dan siswa dapat berinteraksi layaknya pembelajaran di kelas yaitu melakukan tatap muka, presentasi baik materi dari guru ataupun hasil kerja siswa, berdiskusi bahkan pelaksanaan ujian. Hal ini juga didukung oleh kemampuan siswa dan guru dalam menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.

 Para orang tua pun tidak perlu khawatir karena sistem pembelajaran ini bisa langsung diawasi oleh orang tua. Selain guru dan siswa, orang tua pun diberikan akses oleh sekolah agar dapat memantau kegiatan sekolah bahkan informasi tentang perkembangan putra-putrinya di sekolah.

“Awalnya memang panic tapi ternyata asyik”…begitulah yang disampaikan Sania siswa kelas 7 SMP Pembangunan Jaya 2 sesaat setelah mengikuti kegiatan rappelling di Desa Pentingsari Sleman Jogjakarta. Kegiatan rappelling ini merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan siswa dalam rangkaian kegiatan dalam program Outbound yang bertujuan untuk membentuk jiwa-jiwa tangguh, percaya diri, berani dan cinta lingkungan. Selain kegiatan rappelling, ada juga kegiatan kesenian yaitu belajar bermain gamelan, membuat wayang dari rumput liar, menari dengan ponokawan, juga ada kegiatan yang mengasah kreatifitas siswa yaitu tantangan membuat kostum unik dari bahan-bahan yang sudah disiapkan oleh panitia.

Selain kegiatan kesenian, dalam kegiatan Outboud yang dilaksanakan pada bulan Januari 2020 lalu, juga dikombinasikan dengan kegiatan survival life skill yaitu diantaranya bagaimana memberikan pertolongan pertama kepada korban kecelakaan, membuat api tanpa korek api, hingga bercocok tanam.

Tidak hanya itu saja, dihari terakhir kegiatan outbound kali ini ditutup dengan kegiatan bakti social ke salah satu Sekolah Dasar di sekitar Desa Pentingsari yaitu berkunjung sekaligus belajar bersama adik-adik di SDN Cangcangan. Adalah sebuah pengalaman berharga sekaligus tak terlupakan saat siswa SMP pembangunan Jaya 2 Sidoarjo ini dapat merasakan menjadi tutor sehari bagi siswa di sekolah tersebut.

 
   

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 
 

 

 

Sabtu, 7 Desember 2019 adalah hari dimana Siswa SMP Pembangunan Jaya 2 Sidoarjo mendapatkan pengalaman pertama mereka yang belum pernah dialami sebelumnya. Yaitu mengunjungi Pondok Pesantren, Berziaroh ke Makam Ulama dan salah satu makam Wali Songo.

Antusiasme mereka mengikuti kegiatan ini sangat tinggi. Dibuktikan dengan keseriusan mereka mendegarkan penjelasan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hamdaniyah mengenai sejarah pondok, dan Pondok pesantren sebagai saksi sejarah, karena pondok tersebut pernah menjadi tempat mengabdi ilmu seorang ulama’ besar Nusantara sekaligus pahlawan Nasional, yaitu KH. Hasyim Asy’ari.

Panasnya terik matahari, tidak menurunkan semangat mereka, jauhnya perjalanan kaki menuju lokasi Pondok Pesantren dari Jalan Raya cukup jauh, namun banyak siswa yang menyadari bagaimana perjalanan yang dilakukan oleh para ulama terdahulu dalam menyebarkan agama islam.

 Siswa-siswi juga baru mengetahui bahwa Sidoarjo dulu memiliki ulama’ karismatik, yang sekarang Makam beliau menjadi tempat wisata religi warga Sidoarjo, yaitu KH. Ali Mas’ud Pagerwojo. Cerita tentang karomah-karomah beliau sudah dapat ditelusuri di Google. Dan mereka menyaksikan langsung area sekitar makam, dan sekaligus berdoa bersama.

Didalam sejarah masuknya islam di Indonesia, mereka mengetahui peran Wali Songo dalam berdakwah menyebarkan agama islam. Dan di kegiatan ini, mereka akhirnya menyaksikan langsung lokasi dan bukti sejarah perjuangan salah satu dari Wali Songo, yaitu Sunan Ampel dalam menyebarkan Agama Islam di wilayah Surabaya dan sekitarnya.

 

 

Sejak diberlakukannya peraturan belajar di rumah (learn from home), berbagai cara telah ditempuh oleh guru SMA Pembangunan Jaya 2 Sidoarjo. Bagaimanakah prosesnya?

Eulis Inalandiawati, selaku wakil kepala sekolah SMA Pembangunan Jaya 2 Sidoarjo, mengimbau kepada semua guru untuk aktif di Quintal. “Proses pembelajaran ini semuanya bermuara pada satu pintu, yaitu Quintal.” Kendati demikian, guru tetap diberikan kebebasan untuk memanfaatkan berbagai aplikasi pembelajaran. Aplikasi tersebut antara lain Whatsapp, Quizizz, dan Zoom.

Salah satu penggunaan video teleconference dengan memakai aplikasi Zoom dilakukan oleh Candra Kusaditiyanto. Guru Pendidikan Kewarganegaraan tersebut mengaku pembelajaran menjadi lebih interaktif. Sesekali, guru dapat bertanya tentang keadaan mereka saat berada di rumah.

Selain Zoom, aplikasi berbasis chatting seperti Whatsapp tetap digunakan. Seluruh civitas SMA Pembangunan Jaya 2 Sidoarjo bersepakat membentuk grup kelas yang di dalamnya terdapat guru bidang studi, kepala sekolah/wakil kepala sekolah, dan siswa-siswi. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran tetap berorientasi pada jam serta jadwal pelajaran yang berlaku.

Sebagai usaha memantau perkembangan siswa, sekolah sesekali meminta para wali murid untuk memfotokan aktivitas anaknya selama berada di rumah. Dalam kondisi tersebut, terlihat pemandangan menggelitik. Beberapa siswa tampak membuka laptop dengan keadaan belum mandi dan rambut masih berantakan. Adapun, beberapa siswa lainnya justru sangat rajin dengan memakai seragam sekolah dalam melaksanakan pembelajaran daring via video teleconference. Pemandangan itu sempat menjadi hiburan di tengah pandemik yang tengah merebak saat ini.

Proses pembelajaran daring ini tetap berlangsung hingga 10 April 2020. Siswa kembali masuk sekolah pada 13 April 2020, dengan mempertimbangkan situasi perkembangan kasus Covid-19, serta kebijakan pemerintah pusat. (GG)

Abikoesno Tjokrosoejoso, begitulah nama lengkapnya. Seorang tokoh yang terlibat dalam perumusan naskah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tetapi tidak begitu banyak orang mengenal kiprahnya. Bahkan, mungkin sebagian dari pembaca pun baru membacanya dalam tulisan ini.

Untuk memfasilitasi hal tersebut, pada hari selasa (8/10) Museum Naskah Proklamasi bersama Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan acara diskusi “Sosok dan pemikiran Abikoesno Tjokrosoejoso, tokoh proklamasi dari Jawa Timur” bertempat di Museum Mpu Tantular Sidoarjo. Pada acara ini juga dibagikan komik sejarah tokoh tersebut.

Para siswa yang hadir banyak yang tahu nama beliau, hanya saja belum begitu mengenal bagaimana kiprahnya. Menurut Bimo Agra kelas XI IPS SMA Pembangunan Jaya 2 Sidoarjo yang hadir pada kegiatan tersebut berpendapat bahwa komik yang dibagikan memudahkan dalam mempelajari peran beliau walaupun kurang detail tapi cukup membantu dalam memberikan gambaran umumnya.

Hadir sebagai pembicara Dr. Reni Hendrarati Masduchi selaku cucu dari Abikoesno Tjokrosoejoso dan Adrian Perkasa, S.Hub.Int, S.Hum, M.A sebagai pembicara kedua.

Antusiasme nampak dari peserta yang hadir kurang lebih 100an siswa menyimak pemaparan kedua pemateri dengan seksama. Setelah dibuka sesi tanya jawab banyak sekali pertanyaan yang masuk salah satunya dari Ni Putu Vichan siswi kelas XI IPS SMA Pembangunan Jaya 2 Sidoarjo “bagaimana mengukur Nasionalisme seseorang menurut Abikoesno Tjokrosoejoso?”

Dari sekian pertanyaan yang masuk, Adrian Perkasa menanggapi pertanyaan Ni Putu Vichan dengan menyamakan frekuensi tentang apa itu nasionalisme yang dipahami? Apakah NKRI harga mati? Atau kecintaan terhadap bangsa dan manusianya? Atau yang lain?

Para siswa SMA Pembangunan Jaya 2 Sidoarjo yang ikut sangat antusias belajar nasionalisme dari tokoh Abikoesno Tjokrosoejoso dan belajar langsung dari ahlinya (EQ)

Back to top