Sejak diberlakukannya peraturan belajar di rumah (learn from home), berbagai cara telah ditempuh oleh guru SMA Pembangunan Jaya 2 Sidoarjo. Bagaimanakah prosesnya?
Eulis Inalandiawati, selaku wakil kepala sekolah SMA Pembangunan Jaya 2 Sidoarjo, mengimbau kepada semua guru untuk aktif di Quintal. “Proses pembelajaran ini semuanya bermuara pada satu pintu, yaitu Quintal.” Kendati demikian, guru tetap diberikan kebebasan untuk memanfaatkan berbagai aplikasi pembelajaran. Aplikasi tersebut antara lain Whatsapp, Quizizz, dan Zoom.
Salah satu penggunaan video teleconference dengan memakai aplikasi Zoom dilakukan oleh Candra Kusaditiyanto. Guru Pendidikan Kewarganegaraan tersebut mengaku pembelajaran menjadi lebih interaktif. Sesekali, guru dapat bertanya tentang keadaan mereka saat berada di rumah.
Selain Zoom, aplikasi berbasis chatting seperti Whatsapp tetap digunakan. Seluruh civitas SMA Pembangunan Jaya 2 Sidoarjo bersepakat membentuk grup kelas yang di dalamnya terdapat guru bidang studi, kepala sekolah/wakil kepala sekolah, dan siswa-siswi. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran tetap berorientasi pada jam serta jadwal pelajaran yang berlaku.
Sebagai usaha memantau perkembangan siswa, sekolah sesekali meminta para wali murid untuk memfotokan aktivitas anaknya selama berada di rumah. Dalam kondisi tersebut, terlihat pemandangan menggelitik. Beberapa siswa tampak membuka laptop dengan keadaan belum mandi dan rambut masih berantakan. Adapun, beberapa siswa lainnya justru sangat rajin dengan memakai seragam sekolah dalam melaksanakan pembelajaran daring via video teleconference. Pemandangan itu sempat menjadi hiburan di tengah pandemik yang tengah merebak saat ini.
Proses pembelajaran daring ini tetap berlangsung hingga 10 April 2020. Siswa kembali masuk sekolah pada 13 April 2020, dengan mempertimbangkan situasi perkembangan kasus Covid-19, serta kebijakan pemerintah pusat. (GG)